Chaos adalah kata lain dari kekacauan, menurut saya, ah.. menurut google translate atau sederet dot com pasti juga sama.
Saya ga tau apakah hal yang saya alami ini adalah the real chaos?
Apakah benar, kekacauan ini terjadi, dan disebabkan oleh saya?
Well…
Bermula dari penggantian dokter kandungan. Tentu saja sebagai pasien, saya berhak memilih dokter yang lebih mendukung proses persalinan secara normal, bukan secara cepat, lugas, dan tanpa pikir panjang seperti yang populer terjadi belakangan ini.
Walaupun dokter kandungan kedua ini harga konsultasinya tiga kali lipat dari dokter kandungan pertama, setidaknya saya tahu, beliau sangat mendukung persalinan normal – yang memang, the best method for delivering baby in the world..
Saking percaya nya dengan dokter kandungan kedua, saya pun nurut-nurut aja waktu diberitahu kalau hari perkiraan lahir (HPL) junior saya tanggal 6 November, yang notabene, 2 minggu lebih awal dari HPL dokter kandungan pertama saya.. yaitu tanggal 20 November.
Hal ini berpengaruh besar pada saya. Khususnya dalam pengambilan cuti di tempat kerja. Akhirnya, saya resmi cuti dari tanggal 28 Oktober lalu, padahal rencana pertama, saya mau ambil cuti dari tanggal 15 November..
Dengan penuh semangat, saya beritahukan semua teman, keluarga, dan bos, bayi saya akan lahir tanggal 7 November 2010. Saya pun, berbicara setiap malam sambil ngelus2 perut gede saya..
“Dik.. lahir tanggal 7 November ya…”
The reality………
Pemeriksaan terakhir tanggal 2 November, si dokter bilang, “Saya kira saya balik ke tanggal perkiraan semula, yaitu tanggal 20 November…. “
Saya terdiam. Jujur saya menangis. Karena harapan saya terlanjur membungbung tinggi, harapan seorang ibu yang ingin mendengar tangisan anaknya A.S.A.P.
Saya hanya berpikir, kesabaran saya sedang diuji.
Namun, tentu saja, tidak pada lingkungan di sekitar saya, yang mulai bertanya-tanya, cemas, dan selalu parno. “What happen to my baby…???” “Kok belum nongol-nongol juga??” Dan.. beratus-ratus pertanyaan lainnya yang buat eneg setiap hari… *fiuhhhhhhhhh..
Bayi saya sehat-sehat saja, memang belum waktunya lah dia lahir.. sebentar lagi. Biarkan donk dia menikmati rahim hangat saya dulu, sebelum menghirup udara segar…
Dan…Saya tetap optimis, tetap sabar, tetap berdoa.. dan tetap menanti junior saya.
Sayang, santai saja. Ibu siap kapanpun kamu siap…..
Saya minta doa ya. Biar semuanya lancar, selamat, dan sehat. Thanks guys…! xoxo
Suatu hari, ada seorang bayi yang akan dilahirkan ke dunia.
Sang bayi bertanya pada Tuhan, “Para malaikat mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia. Tetapi, bagaimana cara saya hidup di sana? Saya begitu kecil dan lemah..”
Tuhan menjawab, “Saya telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu.”
Sang bayi berkata, “Tapi disini.. di Surga.. yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini sudah cukup bagi saya untuk berbahagia.”
Tuhan menjawab lagi, “Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan cintanya dan menjadi lebih bahagia.”
Sang bayi bertanya lagi, “Dan bagaimana saya bisa mengerti saat orang-orang berbicara kepadaku, saya tidak mengerti bahasa mereka?”
Tuhan menjawab, “Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar, dan dengan penuh perhatian dia akan mengajarkan bagaimana kamu berbicara.”
“Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?”
“Malaikatmu akan melindungimu, walaupun hal itu mengancam jiwanya.”
Si bayi berkata lagi, sambil menatap Tuhannya, “Pasti saya akan merasa sedih karena tidak melihatMu lagi..”
Tuhan menjawab, “Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang AKU, dan akan mengajarkan kepadamu bagaimana agar kau bisa kembali padaKu, walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di sisimu.”
Saat itu, Surga begitu tenangnya sehingga suara dari bumi dapat terdengar, dan sang bayi bertanya perlahan kepada Tuhan, “Tuhan.. jika saya harus berangkat sekarang, bisakah engkau memberitahu aku nama malaikat tersebut?”
Jawab Tuhan, “Kamu akan memanggil malaikatmu… IBU… “
**
Sebuah cerita yang dibacakan pada saya di sebuah kelas senam hamil.. yang membuat saya semakin bahagia dalam penantian menjadi seorang Ibu,
Siang itu saya kaget karena tiba-tiba saja suami saya nelfon di jam kerja. Bukannya apa-apa, saya paling engga seneng kalo ditelfon waktu jam kerja. Sms sih masih oke, dan itu bukan aturan baru di hidup saya. Makanya rada-rada malas ngangkat telfon dari suami.
“Halo”
“Gek, di rumah ada duit ga satu juta dua ratus?”
Busyett.. dah. Tanpa basa-basi pertanyaannya langsung ke duit. Hihhhhhh..
“Buat apa?” bales saya dengan suara judes.
“Ini, aku menang undian dari kopi. Hadiahnya mobil grand livina!” sambungnya berapi-api.
Saya hanya menaikkan satu alis seperti biasa. Aneh. Ga ada firasat tuh, saya bakal menang atau apa.. gitu. (biasanya emang ga ada firasat apa-apa, tapi, aneh aja, saya merasa sangat aneh.)
“Ga ada duit” jawab saya tegas.
“masak sih ga ada??” balas suami saya ngotot. Karena dia selalu tahu, saya ga pernah “kosong”, selalu ada dana cadangan untuk apapun! (Thanks GOD!!!!)
“Ga ada, minta aja duit sama ibumu. Emang pake apa tuh duit?” jawab saya, tambah ketus.
“Ini, katanya buat biaya balik nama.”
“emangnya sudah ditelfon?”
“Sudah.”
“Ga ada duit. Aku lagi kerja.” Sambung saya, sambil menghela nafas. “Kamu sudah cek apa belum sih? Itu beneran menang? Kopi apa? Paling juga penipuan!!!” gerutu saya.
“Beneran ini……! Aku sudah telepon kok ke perusahaannya!” suami ga kalah ngotot.
“Ya udah, aku ga ada duit. Minta orang lain aja.” Langsung telfon saya tutup.
Dalam hati saya berdoa semoga itu tidak benar. Karena ga masuk akal aja, saya ga pernah lihat iklan di TV tentang kopi yang suami saya sebutkan itu. Kesimpulan saya, itu murni penipuan!
Sore harinya, dengan wajah kuyu suami saya cerita.
“Iya nih, penipuan. Aku sudah telfon temenku. Katanya penipuan…. “
Saya hanya tersenyum sedikit, lebih percaya teman ya, daripada istri.. hihhhhhhh…
Dia menunjukkan sebuah kartu kecil yang berisi gambar sebuah mobil grand livina, lengkap dengan logo “HATI-HATI PENIPUAN” Hubungi nomer 021- xxxxxxx.
“Ya iyalah, penipuan!!!!” Semprot saya kesal. Karena saya sempat lihat di TV, kalau di bungkusnya itu langsung tertempel stiker hologram, jadi bukan seperti kartu-kartu gitu.
Syukurnya suami saya juga mencium gelagat engga beres, karena waktu dia menelfon ke nomer itu, malah dibalas oleh sms yang berkata.. “Maaf, masih sibuk. Hubungi di lain waktu” gedubraxxxx…!
Belum lagi kalimat yang diutarakan oleh si penipu, ketika akhirnya suami saya berhasil bicara dengan dia. “Nanti mobilnya kami kirim, Pak!”
Emangnya mobil bisa dikirim via paket pos kilat gitu??? *LOL!
Saya sangat prihatin dengan bencana-bencana alam yang terjadi belakangan ini di hampir seluruh bagian Negara di dunia. Jangankan Indonesia, Negara lainnya seperti Bangladesh, China, Australia, tak kuasa juga menahan amukan alam yang marah.
Entah, marah, sedih, atau berduka. Yang jelas semua yang terlihat hanya penderitaan. Belum lagi bencana yang terjadi di Wasior, Papua Barat. Saya tidak pernah menyangka daerah yang sepertinya bebas bencana tersebut malah mendapat banjir bandang, yang saya saksikan di TV seperti tsunami kecil yang meluluhlantakkan sebuah wilayah tanpa ampun.
Selama ini kita selalu tidak perduli pada alam. Kita sebagai manusia selalu serakah, ingin mengeksploitasi alam sebesar-sebesarnya, demi mengeruk keuntungan yang tidak sebanding dengan pengorbanan yang alam lakukan untuk menjaga kita selama ini. Sudah dieksploitasi, dikeruk, dikotori.. sungguh air susu dibalas air tuba!
Apakah ini yang kita mau? Apakah kita belum puas melihat alam marah dan terluka karena ketidakpedulian kita?
Masih terpatri kalimat-kalimat yang sering dielu-elukan di televisi dalam benak saya.
Alam bukanlah sebuah warisan, namun sesuatu yang patut kita jaga untuk kelangsungan hidup kita sendiri.
Semoga tulisan singkat ini mampu menggugah hati kita masing-masing untuk lebih mencintai alam, lebih menghargai alam, dan menjaga alam agar mau tersenyum.. lagi.
“Apa? 500 ribu?” Saya spontan kaget mendengar nominal rupiah yang diucapkan teman saya, yang menganjurkan saya untuk mengikuti kelas Hypnobirthing.
“Mahal banget, mbak….” Cibir saya sambil menghela nafas, berat. Tentu saja berat. Uang gaji saya kan terbatas, tidak seperti sungai, walaupun peredarannya lebih heboh dari anak-anak sungai Kapuas. (lebay dot com)
“Gek, itu engga mahal! Kalo bidan yang ikut kelas itu saja, musti bayar satu setengah juta, tauu….” Ujar teman saya, memanas-manasi lagi..
“Perlu banget, Gek. Biar kamu tenang bersalin, dan proses lahiran juga lancar, mau normal kan?” ujarnya sambil memandang saya lekat-lekat.
Memang harus bercermin pada realita yang terjadi pada masyarakat belakangan ini, yang jauh memilih persalinan via meja operasi daripada normal. Saya pun jauh-jauh hari sudah bertekad untuk melahirkan secara normal.
N.O.R.M.A.L….!!!
Meskipun sebagian besar teman saya berbangga hati karena sukses mempunyai junior dengan proses operasi yang engga murah,,,
tunggu-tunggu.. saya bukan hanya bicara masalah biaya ya…
Syukur-syukur proses lahiran saya akan ditanggung oleh kantor. Jadi saya ga usah mikir tentang biaya – namun tentang kualitas sebuah persalinan itu sendiri.
Wanita mana sih yang engga punya rasa takut bersalin? Rasa takut itu pasti ada! Namun, bukan berarti kita menyerah,, engga banget deh!!!
Engga nyalahin juga, para wanita sudah terlanjur didoktrin oleh cerita-cerita buruk persalinan di masyarakat. Entah sakitnya jahitan episiotomi, entah sakitnya kala bukaan leher rahim, kontraksi, rasa lelah yang luar biasa… dan lain sebagainya… Namun yang perlu diingat adalah, itulah puncak penantian kebahagiaan kita selama 9 bulan lamanyaa…….Tentunya sakit itu ga akan sebanding dengan kebahagiaan yang kita peroleh saat mendengar suara tangisan bayi kita kelak..
Maka, dengan pasrah, saya pun menggunakan kartu debet saya untuk kelas Hypnobirthing beberapa waktu yang lalu.
Terus terang kalau saya beberkan di sini, waduh.. bisa-bisa sepuluh halaman juga ga selese bacanya.. hehehe..
Sebenarnya apa Hypnobirthing itu???
Menurut kutipan yang saya baca di buku, Hypnobirthing itu artinya seni dan keterampilan meningkatkan ketenangan pikiran sehingga ibu bisa bersalin dengan nyaman. Bukankah persalinan itu bersifat alami dan normal? Jadi momen persalinan itu patut dirayakan karena merupakan pengalaman indah bagi setiap ibu. (*panjang…)
Maka intinya adalah…. SEKALI LAGI…..Persalinan normal itu adalah proses yang paling alami, natural yang dijalani oleh wanita. Jadi seharusnya rasa khawatir, takut, dan stress itu dibuang jauh-jauh… Karena rasa-rasa itu sendiri yang akan menghambat proses kelahiran sang bayi.
Rasa sakit yang memang seharusnya dijalani itu, harus diterima dengan tenang, bukan ditolak. Semakin tubuh kita menolak, semakin sakit proses itu. Lain halnya kalau kita pasrah dan menerima, dan yang terpenting… tenang! Rasa sakit itu toh, hanya sebentar, engga selamanya.
Di kelas yang saya ikuti bersama suami, diberikan penjelasan panjang lebar kalau stress dan rasa takut itu yang akan menghambat kontraksi atau bukaan rahim. Jadi, proses persalinan yang normalnya 10 – 18 jam, akan molor menjadi sampai 24 jam! Engga banget kan!!!
Dalam kelas ini juga diajarkan tehnik-tehnik pernafasan dan relaksasi yang sangat penting dalam proses persalinan nanti. Di proses relaksasi tersebut, terapis memasukkan afirmasi-afirmasi positif di alam bawah sadar Ibu, seperti..
“Aku bisa melahirkan secara alami, lancar, dan normal.”
“Bayiku sehat dan sempurna.”
Dimana afirmasi-afirmasi positif ini harus dilatih terus menerus di rumah, lalu siapa terapisnya?
Tentu saja, sang suami, donk! : )
Di kelas ini juga diajarkan, apa yang suami bisa lakukan dalam proses persalinan, jadi ga hanya bengong, nelangsa, ato malah ikutan panik. Kelas yang berlangsung selama tiga hari itu, ternyata membuka mata dan hati suami saya, lo! Setelah kelas itu, suami saya menjadi jauh lebih perhatian dan lebih rajin menyapa dan berkomunikasi dengan buah hati kami yang masih bergeliat-geliat tanpa henti dalam rahim saya.
Memasuki usia kehamilan di minggu ke 33 ini, saya merasa jauh lebih relaks dan tetap bersabar menunggu momen terpenting dalam hidup saya.
Saya percaya, proses persalinan saya pasti berjalan dengan lancar, normal, alami, dan menyenangkan. Juga, saya pasti akan melahirkan bayi yang sehat sempurna, lucu, dan cerdas… Astungkara!
Tidaklah juga semudah membalikkan telapak tangan untuk mencuri hatiku.
Kau harus punya sesuatu…
Dan,
Aku tak kuasa menahan rasa cintaku padanya,
Aku terpesona mata beningnya,
Kelembutannya, kemanjaannya, dan keceriannya.
Semua berjalan seperti sungai bening yang terus menyuburkan bunga di hati,
Sampai hari itu,…..
-------
“Broni hilang, yank”
Ujar suamiku, sambil mengambil tas laptopku yang berat. Entah kenapa tas hitam silver itu selalu berat, namun aku masih saja memakainya, sehingga lecet bahu ini tanpa terasa.
Aku tidak menanggapi ucapan suamiku itu, namun untaian rantai yang nelangsa begitu saja di garasi mobilku membuat senyumku kabur, padahal hari itu, baru saja mentari menampakkan wajahnya setelah hujan tanpa henti.
“Cari Broni!” ujarku pendek, sesaat sebelum suamiku mencium bibirku di dalam mobil saat tiba di kantor.
Pria gondrong itu melengos, “cari kemana, yank?”
“kemana aja, pokoknya aku mau Broni!” ujarku sambil menutup kasar si hitam dan membiarkan suamiku berlalu tanpa membalas lagi kalimat terakhirku.
**
Sore itu, kelelahan menyergap begitu saja. Biasanya saat palang coklat muda itu terbuka, aku akan melihat ekornya yang berkibasan bagai sayap merak. Walaupun aku harus hati-hati agar bulunya yang ringkih bagai salju itu tak serta merta kuhirup dalam nafas.
Biasanya, lelahku akan hilang melihat sinar mata manjanya yang ingin disentuh dan ingin dibelai saat itu juga. Atau, hanya sekedar menyentuh hidungnya yang basah dan sedikit bau, karena baru saja suamiku memberinya makan.
Akan tetapi, ada yang lain yang menyambutku sore itu. Suamiku membawakan penjaga yang lain, lebih kecil dari Broni, dan aku tidak melihat sinar mata bening itu…. Tidak seperti broni, bukan Broni!
Dengan tergesa aku melewatinya, aku tidak mau kaki-kaki kecilnya itu mengotori baju kerjaku. Aku juga tidak mau sekedar menyapanya, karena yang aku mau, bukan dia!
“aku sudah cari kemana-mana, yank.” Kalimat pembelaan suamiku, telah dimulai.
“tetangga bilang, pastilah dia sudah ditangkap dan dijual orang. Atau dimasak jadi sate!”
Aku menutup telingaku, tanpa mendengarkan kalimat-kalimat negatif yang diucapkan suamiku. Memang di daerah tempatku tinggal terlalu banyak ada kejadian anjing hilang, dicuri atau dibuat RW , ya itu.. sate anjing!
“Dia pasti pulang.” Ucapku.
“Kamu yakin bener, yank?” balas suamiku.
“Iya, karena dia sudah kujampi-jampi!!!” balasku tak kalah semangat.
“Jampi-jampi??” suamiku melongo.
**
Pukul 1.15 dini hari..
Bunyi suara anjing begitu mengganggu tidurku, kubangunkan paksa suamiku untuk mengintip ke luar jendela, apa gerangan yang terjadi.
Dengan malas, suamiku beranjak bangun dari tempat tidur, dan mengintip ke luar jendela, menit kemudian yang kudengar hanyalah kepanikannya. Memakai baju dan celana, mencari kunci di sudut-sudut lemarinya, mengambil senter, dan berteriak.. “Broni pulang, yank!”
Mataku terbuka sepenuhnya dan aku bangun, membuka jendelaku dan melihat suamiku yang dengan susah payah merantai Broni di garasi kami. Broni seakan tak peduli dengan keluh kesah suamiku dini hari itu. Yang ia tau hanya mengendus piring makannya yang sudah dipenuhi oleh semut-semut yang kelaparan sejak sore tadi. Yang ia tahu hanya menghabiskan jatah makanannya hari itu.
Tak terasa aku tersenyum, menarik garis bibirku yang kaku, karena seharian ia tak melengkung karena memikirkan Broni.
“Jampi-jampimu hebat sekali, yank. Pakai mantra apa sih?” tanya suamiku yang kelelahan karena akhirnya berhasil merantai Broni.
Aku hanya tersenyum, masih mengintip mahluk manis yang tersenyum dengan matanya padaku melalui jendela kamar.
Ku pandangi suamiku sambil menunjukkan pelipisku ke arahnya.
“Semua itu berasal dari pikiran. Apa yang kau pikirkan, itulah yang akan terjadi.. “
Suamiku hanya tersenyum dan terlelap dalam hitungan detik.
____
Epilog :
Tit.. tit…
Pria tua itu membaca sms dini hari yang masuk di handphone baru yang dibelikan oleh kekasihnya. Ia membaca sekilas tulisan yang padat dan singkat.
“Tolong anjing jangan dilepas”
Ia melihat mahluk putih yang bulu-bulunya mulai membuatnya bersin lagi. Namun, ia tak punya pilihan, selain mengetik sms balasan,
Judul postingan saya ujung-ujungnya jadi judul lagu semua ya? Tapi tidak membicarakan soal lagu, melainkan soal peristiwa belakangan ini yang terjadi di sekitar saya.
Ceritanya.. pada suatu waktu.. di kelas bahasa Indonesia saya.. *halah panjang amat preambulenya.. dering sms salah satu murid saya berbunyi. Memang sudah hampir selesai jam pelajaran saat itu, maka dia dengan pedenya membuka sms itu dan membacanya. Lalu melihat saya dan berkata..
“Miss, could you translate this sms to me?” kata si mata biru menyiratkan permohonan seperti dia berlutut di depan saya karena saya kependekan kalo dia berdiri… hihihihi.
“Tolong baca” jawab saya.
Dia pun membaca sms panjang itu. Saya ga ingat betul isinya. Tapi, intinya adalah…
“Ini Mama. Mama pakai nomer HP teman Mama. Tolong kirim pulsa Rp. 100.000 ke nomer baru Mama.. 08123XXXXX . Ada urusan yang mendadak sekali. Tolong ya. Mama. “
contoh sms yang saya copas dari internet.
“Is the sms said that it’s my mom and she asked me to buy pulsa, because it’s emergency?” kata murid saya itu.
Saya bilang aja. “Iya.” Karena seingat saya, dia tinggal dengan Ibu Tirinya yang berasal dari Jawa, Indonesia. Jadi, sms bahasa Indonesia bukan hal yang heboh lah-- pikir saya saat itu.
“Miss, do you know it’s fake?”
“Hah?” Saya bengong denger pertanyaan dia. Kok bisa dia bilang sms itu palsu?
“My family and my friends never sms me in Bahasa, so, this is fake, Miss! You have to be hati-hati, too!” katanya lugas.
Gantian otak saya yang muter-muter mikir. Soalnya itu kan HP murid saya, dari mana coba orang bisa tau nomer HP dia, dan langsung nyuruh beliin pulsa???
## Dasar bumil lemotttttttttttttttttttttt…!!!
Ternyata gampang banget ya, mengetahui nomer HP seseorang, karena kita sering banget beli pulsa di kios-kios elektrik, jadi nomer HP bisa aja menyebar luas.. Lagian voucher-voucher pulsa di Indonesia kan jarang banget, bisa dibilang, hampir tidak ada..
Saya juga baru ingat, itu sebabnya di luar negeri, tidak pernah ada yang namanya pulsa elektrik! Semua berupa voucher! Jadi kalau bukan orang yang berkepentingan, tidak ada orang “luar” yang bisa mengetahui nomer HP kita….
Ga bakal ada sok salah sambung yang berujung pada hipnotis penarikan uang.. ga bakal ada telfon di dini hari dan miscall ga bertanggung jawab berkali-kali, ga bakal ada sms-sms penipuan yang lagi marak sekarang ini!!!
Tambahannya lagi, masalah “SMS dari Mama” ini, sudah naik di harian Kompas hari Minggu kemaren, loh!
Ini bukan iklan yang lagi santer dinyanyikan oleh Giring dan saudara kembar saya aka Agnes Monica yak.. # disiram aer seember.. hihiih.
ini soal bumil yang tiba-tiba mendadak dangdut.. eh, mendadak pusing maksud saya.
Memasuki bulan ke tujuh kehamilan – (tentunya dengan perut yang semakin seksi) Dokter saya mengganti vitamin saya. Sempat bertanya-tanya sih, karena udah cocok banget dengan vitamin yang sebelumnya, entah mengapa diganti vitamin yang lebih kecil, dan lebih murah pula… * bukan berarti saya banyak duit untuk minta vitamin mahal, cuma sedikit was-was apakah vitamin ini sebagus yang biasanya?
Nyatanya…. Semenjak vitamin diganti saya selalu merasa pusing. Bukan tanpa alasan juga, mungkin juga karena saya kelelahan, atau kurang tidur, wah.. saya ga tau pasti deh. Yang jelas sih, rasa pusing itu begitu mengganggu belakangan ini.
Apalagi saya masih mengajar pagi, jadi selama mengajar itu, saya berusaha untuk memandangi murid saya, menjalankan pengajaran dengan semangat, padahal.. kepala rasanya mau dipukul pake palu.. GETOKKKKKK…!!!! Ughhhhh pusing banget!!
Usaha saya untuk beristirahat dengan cukup sedikit menyembuhkan pusing-pusing itu. Saya sempet curiga kalo tensi saya turun, sampe-sampe suami maksa saya untuk ke dokter lagi.. aih.. cuma pusing, ga usah bayar konsultasi dokter lagi dehhhhhhh… *bumil irit. Hihihihihi.
Untungnya, keluarga saya orang kesehatan, dan kebetulan nih.. saya pulang kampung waktu libur lebaran. Saat pusing menyerang, tepat sepupu saya yang kebetulan dokter duduk di dekat saya dan langsung saya todong.
“Aku minta cek tensi donk.. kayaknya tensiku turun deh.” Ujar saya sambil menowel sepupu saya yang gembul.
“Emangnya kenapa?” Tanya dia.
“Pusing-pusing nich.. parah banget kadang.”
“hmm.. ga mungkin tensimu turun. Kalo tensimu turun, kamu ga bakal bisa haha-hehe dan duduk di sini, tauu..” ujarnya singkat.
“Trus, kenapa aku pusing-pusing, coba?” kejar saya.
“Mungkin saja anemia – atau kekurangan zat besi. Biasalah wanita, selalu perlu zat besi lebih banyak. Satu, karena mereka menstruasi setiap bulannya. Dua, karena lagi hamil. Asupan zat besi waktu hamil kan jauh lebih banyak dari biasanya, jadi kalau kurang, terjadilah pusing-pusing itu…. “ panjang lebar si dokter itu menjelaskan.
Saya manggut-manggut aja sih, dan sebelum saya berkata apa-apa, sepupu saya menyuruh saya untuk melihat ke atas, dan dia hanya menyentuh bagian bawah mata saya untuk melihat ke dalam kelopak bawah mata saya.
“Tuh.. bener kan, kamu kekurangan zat besi itu…. “ Katanya setelah melakukan sentuhan itu.
Hih… dalam hati saya mikir, gile.. canggih bener, Cuma one touch kaya gitu bisa diagnosa problem saya.. ck ck ck ck ck…
“Trus, aku musti gimana?” Tanya saya.
“Ya.. minum vitamin, donk.”
“Udah!” tegas saya.
“Kalo gitu, makan daging ayam. Jangan makan daging kambing atau daging yang lainnya, soalnya dalam daging ayam ada protein hewani yang bisa kasi asupan zat besi. Kalo kamubisa makan sayur, coba perbanyak sayur bayam…” Nasehatnya.
Saya manggut-manggut, terang aja sih saya pusing, karena juga engga sengaja belakangan ini saya malah mengurangi makan daging ayam. Malah Cuma makan daging merah, tempe, tahu, dan telur ajah.. Kalo sayur mah.. udah engga nyentuh selama hamil. Entah kenapa… *tapi saya rajin makan buah! : ) #pembelaan diri sendiri.
Setelah beberapa hari ini saya coba saran sepupu saya itu, ternyata bener loh! Pusing-pusing yang ada udah ga muncul lagi. Syukur banget deh!
Jadi buat para wanita yang sering pusing-pusing, cobalah makan daging ayam! Hehehe.
Kalo ngomongin status, apa yang terlintas di pikiran kalian?
In a relationship?
Single?
Engaged to?
Bukan.. bukan. Bukan status itu yang saya maksud. Status yang saya maksudkan adalah.. Status FB! : )
Hayo ngaku.. sapa yang ga punya FB.. *ada yang angkat tangan gak yah?
Sesering apa sih kalian up date status FB kalian??
Kalo saya sih, hampir setiap hari.. Hampir ya.. tapi lebih sering dua kali sehari, atau pas lagi kepengen ganti status aja, karena status yang lama udah expired.
Kadang saya membiarkan FB saya dengan status yang menunggu di komen orang sampai puluhan, baru deh diganti. Kalau status saya engga ada yang komen juga saya ganti.. hihihi. *malu dounk, masak status ga ada yg komen tetep dipajang… ga laku istilahnya.. hahaha.
Cuman saya emang orangnya blak-blakan, kadang terlalu serius plus ekstrem banget buat status.
Saya pun sudah memasang alarm “ALERT” pada FB saya. Jadi, seheboh apapun status saya, saya pastikan hanya orang-orang terdekat saya yang tau. Triknya lagi.. saya mengumpulkan teman-teman saya dengan label-label tertentu. Seperti teman SMA, teman SMP, teman Kantor, teman Kuliah, dan sampai bos-bos kantor, yang FB nya tak kuasa saya reject.
Tentunya.. hanya orang-orang tertentu juga yang bisa liat status saya.. yang lainnya, seperti orang-orang penting, saya BLOCKING! So, saya ga usah kawatir dipanggil sama program manager gara-gara status FB.. hehehehe.
Ceritanya, kemaren saya dipanggil oleh seorang CS saya di kantor. CS aka sohib dekat, akrab, dan baek.. *duh lengkap amat….
Dengan seriusnya dia menceritakan gimana salah satu teman tidak dekat saya (bisa dibilang, bukan CS saya banget deh!) mengomentari tentang status FB saya yang dianggapnya terlalu ekstrem dan bisa menimbulkan efek negative pada kehidupan seseorang..
Gedubraxxxxxxx…..
Saya ga kuat menahan ketawa saya.. tapi CS saya itu malah berapi-api menceritakan lebih lanjut tentang teman saya yang sampai membawa status FB saya ke meja makan siang. Membeberkan ke semua orang – kesannya agar saya terlihat tidak se-seksi sekarang di mata teman-teman saya yang lain.. *ehem!
“Gek, aku ga terima dia terlalu ngurusin urusan kamu, apalagi sampe status FB. Tapi, kamu juga harus hati-hati, biar ga jadi bahan gunjingan lagi..” ujar CS saya. Sangat bijaksana.
Saya hanya tersenyum saja. Itu hanya status FB. FaceBook… come on…….!
Itu hanya jejaring sosial yang menurut saya, manalah bisa mencerminkan siapa saya. Hanya hal kecil dalam hidup saya yang menyambungkan hidup saya ke teman-teman saya. Kalaupun FB saya mau diancam di hapus.. silahkan. Di block.. monggo.. Di delete, No problemo.. lah!
Belum lagi kemarin, saya hanya iseng-iseng buat status, malah teman saya yang jauh-jauh dari Aussie menanyakannya, langsung di wall saya.. aihhhhhh…. Saya hanya komen, “It’s just My FB status, and FYI, it’s always extreme.. “ hahaha.
Suami saya sampai ketawa sakit perut ngedengerin semua pergunjingan tentang saya yang berawal dari status FB.. Tapi dia bilang sih.. itu salah satu tanda perhatian tak langsung dari teman-teman saya. Ahem.. saya ternyata diperhatikan… qiqiqiiqiqiq.
Belum lagi suami saya nyeletuk.. Itu baru seorang Gek. Cuma seorang calon ibu yang kerjaannya jadi guru. Gimana kalo Gek itu artis???
Dan….untungnya saya ga punya akun twitter, loh! #lebay…