Showing posts with label Celoteh Bumil. Show all posts
Showing posts with label Celoteh Bumil. Show all posts

Wednesday, November 10, 2010

Chaos!


Chaos adalah kata lain dari kekacauan, menurut saya, ah.. menurut google translate atau sederet dot com pasti juga sama. 

Saya ga tau apakah hal yang saya alami ini adalah the real chaos?
Apakah benar, kekacauan ini terjadi, dan disebabkan oleh saya? 

Well… 

Bermula dari penggantian dokter kandungan. Tentu saja sebagai pasien, saya berhak memilih dokter yang lebih mendukung proses persalinan secara normal, bukan secara cepat, lugas, dan tanpa pikir panjang seperti yang populer terjadi belakangan ini. 

Walaupun dokter kandungan kedua ini harga konsultasinya tiga kali lipat dari dokter kandungan pertama, setidaknya saya tahu, beliau sangat mendukung persalinan normal – yang memang, the best method for delivering baby in the world.. 

Saking percaya nya dengan dokter kandungan kedua, saya pun nurut-nurut aja waktu diberitahu kalau hari perkiraan lahir (HPL) junior saya tanggal 6 November, yang notabene, 2 minggu lebih awal dari HPL dokter kandungan pertama saya.. yaitu tanggal 20 November. 

Hal ini berpengaruh besar pada saya. Khususnya dalam pengambilan cuti di tempat kerja. Akhirnya, saya resmi cuti dari tanggal 28 Oktober lalu, padahal rencana pertama, saya mau ambil cuti dari tanggal 15 November.. 

Dengan penuh semangat, saya beritahukan semua teman, keluarga, dan bos, bayi saya akan lahir tanggal 7 November 2010. Saya pun, berbicara setiap malam sambil ngelus2 perut gede saya.. 

“Dik.. lahir tanggal 7 November ya…” 

The reality………

Pemeriksaan terakhir tanggal 2 November, si dokter bilang, “Saya kira saya balik ke tanggal perkiraan semula, yaitu tanggal 20 November…. “ 

Saya terdiam. Jujur saya menangis. Karena harapan saya terlanjur membungbung tinggi, harapan seorang ibu yang ingin mendengar tangisan anaknya A.S.A.P.

Saya hanya berpikir, kesabaran saya sedang diuji. 

Namun, tentu saja, tidak pada lingkungan di sekitar saya, yang mulai bertanya-tanya, cemas, dan selalu parno. “What happen to my baby…???” “Kok belum nongol-nongol juga??”  Dan.. beratus-ratus pertanyaan lainnya yang buat eneg setiap hari… *fiuhhhhhhhhh..  

Bayi saya sehat-sehat saja, memang belum waktunya lah dia lahir.. sebentar lagi. Biarkan donk dia menikmati rahim hangat saya dulu, sebelum menghirup udara segar… 

Dan…Saya tetap optimis, tetap sabar, tetap berdoa.. dan tetap menanti junior saya. 

Sayang, santai saja. Ibu siap kapanpun kamu siap….. 

Saya minta doa ya. Biar semuanya lancar, selamat, dan sehat. Thanks guys…! xoxo

Thursday, November 4, 2010

Baby, God, and Angel



Suatu hari, ada seorang bayi yang akan dilahirkan ke dunia. 

Sang bayi bertanya pada Tuhan, “Para malaikat mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia. Tetapi, bagaimana cara saya hidup di sana? Saya begitu kecil dan lemah..”

Tuhan menjawab, “Saya telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu.”

Sang bayi berkata, “Tapi disini.. di Surga.. yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini sudah cukup bagi saya untuk berbahagia.”

Tuhan menjawab lagi, “Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan cintanya dan menjadi lebih bahagia.”
 
Sang bayi bertanya lagi, “Dan bagaimana saya bisa mengerti saat orang-orang berbicara kepadaku, saya tidak mengerti bahasa mereka?”

Tuhan menjawab, “Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar, dan dengan penuh perhatian dia akan mengajarkan bagaimana kamu berbicara.”

“Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?”

“Malaikatmu akan melindungimu, walaupun hal itu mengancam jiwanya.”

Si bayi berkata lagi, sambil menatap Tuhannya, “Pasti saya akan merasa sedih karena tidak melihatMu lagi..”

Tuhan menjawab, “Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang AKU, dan akan mengajarkan kepadamu bagaimana agar kau bisa kembali padaKu, walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di sisimu.”

Saat itu, Surga begitu tenangnya sehingga suara dari bumi dapat terdengar, dan sang bayi bertanya perlahan kepada Tuhan, “Tuhan.. jika saya harus berangkat sekarang, bisakah engkau memberitahu aku nama malaikat tersebut?”

Jawab Tuhan, “Kamu akan memanggil malaikatmu… IBU… “

**
Sebuah cerita yang dibacakan pada saya di sebuah kelas senam hamil.. yang membuat saya semakin bahagia dalam penantian menjadi seorang Ibu,
sebentar lagi… : )

Friday, October 8, 2010

A little piece of... HypNooo..



“Apa? 500 ribu?” Saya spontan kaget mendengar nominal rupiah yang diucapkan teman saya, yang menganjurkan saya untuk mengikuti kelas Hypnobirthing.
“Mahal banget, mbak….” Cibir saya sambil menghela nafas, berat. Tentu saja berat. Uang gaji saya kan terbatas, tidak seperti sungai, walaupun peredarannya lebih heboh dari anak-anak sungai Kapuas. (lebay dot com)
“Gek, itu engga mahal! Kalo bidan yang ikut kelas itu saja, musti bayar satu setengah juta, tauu….” Ujar teman saya, memanas-manasi lagi..
“Perlu ga sih, mbak??” kejar saya lagi, sambil berpikir dalam-dalam, sedalam palung lautan.
“Perlu banget, Gek. Biar kamu tenang bersalin, dan proses lahiran juga lancar, mau normal kan?” ujarnya sambil memandang saya lekat-lekat.
Memang harus bercermin pada realita yang terjadi pada masyarakat belakangan ini, yang jauh memilih persalinan via meja operasi daripada normal. Saya pun jauh-jauh hari sudah bertekad untuk melahirkan secara normal.
N.O.R.M.A.L….!!!
Meskipun sebagian besar teman saya berbangga hati karena sukses mempunyai junior dengan proses operasi yang engga murah,,,
tunggu-tunggu.. saya bukan hanya bicara masalah biaya ya…
Syukur-syukur proses lahiran saya akan ditanggung oleh kantor. Jadi saya ga usah mikir tentang biaya – namun tentang kualitas sebuah persalinan itu sendiri.
Wanita mana sih yang engga punya rasa takut bersalin? Rasa takut itu pasti ada! Namun, bukan berarti kita menyerah,, engga banget deh!!!
Engga nyalahin juga, para wanita sudah terlanjur didoktrin oleh cerita-cerita buruk persalinan di masyarakat. Entah sakitnya jahitan episiotomi, entah sakitnya kala bukaan leher rahim, kontraksi, rasa lelah yang luar biasa… dan lain sebagainya… Namun yang perlu diingat adalah, itulah puncak penantian kebahagiaan kita selama 9 bulan lamanyaa…….Tentunya sakit itu ga akan sebanding dengan kebahagiaan yang kita peroleh saat mendengar suara tangisan bayi kita kelak..
Maka, dengan pasrah, saya pun menggunakan kartu debet saya untuk kelas Hypnobirthing beberapa waktu yang lalu.
Terus terang kalau saya beberkan di sini, waduh.. bisa-bisa sepuluh halaman juga ga selese bacanya.. hehehe..
Sebenarnya apa Hypnobirthing itu???
Menurut kutipan yang saya baca di buku, Hypnobirthing itu artinya seni dan keterampilan meningkatkan ketenangan pikiran sehingga ibu bisa bersalin dengan nyaman. Bukankah persalinan itu bersifat alami dan normal? Jadi momen persalinan itu patut dirayakan karena merupakan pengalaman indah bagi setiap ibu. (*panjang…)
Maka intinya adalah…. SEKALI LAGI….. Persalinan normal itu adalah proses yang paling alami, natural yang dijalani oleh wanita. Jadi seharusnya rasa khawatir, takut, dan stress itu dibuang jauh-jauh… Karena rasa-rasa itu sendiri yang akan menghambat proses kelahiran sang bayi.
Rasa sakit yang memang seharusnya dijalani itu, harus diterima dengan tenang, bukan ditolak. Semakin tubuh kita menolak, semakin sakit proses itu. Lain halnya kalau kita pasrah dan menerima, dan yang terpenting… tenang! Rasa sakit itu toh, hanya sebentar, engga selamanya.
Di kelas yang saya ikuti bersama suami, diberikan penjelasan panjang lebar kalau stress dan rasa takut itu yang akan menghambat kontraksi atau bukaan rahim. Jadi, proses persalinan yang normalnya 10 – 18 jam, akan molor menjadi sampai 24 jam! Engga banget kan!!!
Dalam kelas ini juga diajarkan tehnik-tehnik pernafasan dan relaksasi yang sangat penting dalam proses persalinan nanti. Di proses relaksasi tersebut, terapis memasukkan afirmasi-afirmasi positif di alam bawah sadar Ibu, seperti..
“Aku bisa melahirkan secara alami, lancar, dan normal.”
“Bayiku sehat dan sempurna.”
Dimana afirmasi-afirmasi positif ini harus dilatih terus menerus di rumah, lalu siapa terapisnya?
Tentu saja, sang suami, donk! : )
Di kelas ini juga diajarkan, apa yang suami bisa lakukan dalam proses persalinan, jadi ga hanya bengong, nelangsa, ato malah ikutan panik.  Kelas yang berlangsung selama tiga hari itu, ternyata  membuka mata dan hati suami saya, lo! Setelah kelas itu, suami saya menjadi jauh lebih perhatian dan lebih rajin menyapa dan berkomunikasi dengan buah hati kami yang masih bergeliat-geliat tanpa henti dalam rahim saya.
Memasuki usia kehamilan di minggu ke 33 ini, saya merasa jauh lebih relaks dan tetap bersabar menunggu momen terpenting dalam hidup saya.
Saya percaya, proses persalinan saya pasti berjalan dengan lancar, normal, alami, dan menyenangkan. Juga, saya pasti akan melahirkan bayi yang sehat sempurna, lucu, dan cerdas… Astungkara!
Doakan ya teman-teman. : )

Thursday, September 16, 2010

One Touch



Ini bukan iklan yang lagi santer dinyanyikan oleh Giring dan saudara kembar saya aka Agnes Monica yak.. # disiram aer seember.. hihiih.
ini soal bumil yang tiba-tiba mendadak dangdut.. eh, mendadak pusing maksud saya.
Memasuki bulan ke tujuh kehamilan – (tentunya dengan perut yang semakin seksi) Dokter saya mengganti vitamin saya. Sempat bertanya-tanya sih, karena udah cocok banget dengan vitamin yang sebelumnya, entah mengapa diganti vitamin yang lebih kecil, dan lebih murah pula… * bukan berarti saya banyak duit untuk minta vitamin mahal, cuma sedikit was-was apakah vitamin ini sebagus yang biasanya?
Nyatanya….  Semenjak vitamin diganti saya selalu merasa pusing. Bukan tanpa alasan juga, mungkin juga karena saya kelelahan, atau kurang tidur, wah.. saya ga tau pasti deh. Yang jelas sih, rasa pusing itu begitu mengganggu belakangan ini.
Apalagi saya masih mengajar pagi, jadi selama mengajar itu, saya berusaha untuk memandangi murid saya, menjalankan pengajaran dengan semangat, padahal.. kepala rasanya mau dipukul pake palu.. GETOKKKKKK…!!!! Ughhhhh pusing banget!!
Usaha saya untuk beristirahat dengan cukup sedikit menyembuhkan pusing-pusing itu. Saya sempet curiga kalo tensi saya turun, sampe-sampe suami maksa saya untuk ke dokter lagi.. aih.. cuma pusing, ga usah bayar konsultasi dokter lagi dehhhhhhh… *bumil irit. Hihihihihi.
Untungnya, keluarga saya orang kesehatan, dan kebetulan nih.. saya pulang kampung waktu libur lebaran. Saat pusing menyerang, tepat sepupu saya yang kebetulan dokter duduk di dekat saya dan langsung saya todong.
“Aku minta cek tensi donk.. kayaknya tensiku turun deh.” Ujar saya sambil menowel sepupu saya yang gembul.
“Emangnya kenapa?” Tanya dia.
“Pusing-pusing nich.. parah banget kadang.”
“hmm.. ga mungkin tensimu turun. Kalo tensimu turun, kamu ga bakal bisa haha-hehe dan duduk di sini, tauu..” ujarnya singkat.
“Trus, kenapa aku pusing-pusing, coba?” kejar saya.
“Mungkin saja anemia – atau kekurangan zat besi. Biasalah wanita, selalu perlu zat besi lebih banyak. Satu, karena mereka menstruasi setiap bulannya. Dua, karena lagi hamil. Asupan zat besi waktu hamil kan jauh lebih banyak dari biasanya, jadi kalau kurang, terjadilah pusing-pusing itu…. “ panjang lebar si dokter itu menjelaskan.
Saya manggut-manggut aja sih, dan sebelum saya berkata apa-apa, sepupu saya menyuruh saya untuk melihat ke atas, dan dia hanya menyentuh bagian bawah mata saya untuk melihat ke dalam kelopak bawah mata saya.
“Tuh.. bener kan, kamu kekurangan zat besi itu…. “ Katanya setelah melakukan sentuhan itu.
Hih… dalam hati saya mikir, gile.. canggih bener, Cuma one touch kaya gitu bisa diagnosa problem saya.. ck ck ck ck ck…
“Trus, aku musti gimana?” Tanya saya.
“Ya.. minum vitamin, donk.”
“Udah!” tegas saya.
“Kalo gitu, makan daging ayam. Jangan makan daging kambing atau daging yang lainnya, soalnya dalam daging ayam ada protein hewani yang bisa kasi asupan zat besi. Kalo kamubisa makan sayur, coba perbanyak sayur bayam…” Nasehatnya.
Saya manggut-manggut, terang aja sih saya pusing, karena juga engga sengaja belakangan ini saya malah mengurangi makan daging ayam. Malah Cuma makan daging merah, tempe, tahu, dan telur ajah.. Kalo sayur mah.. udah engga nyentuh selama hamil. Entah kenapa… *tapi saya rajin makan buah! : ) #pembelaan diri sendiri.
Setelah beberapa hari ini saya coba saran sepupu saya itu, ternyata bener loh! Pusing-pusing yang ada udah ga muncul lagi. Syukur banget deh!
Jadi buat para wanita yang sering pusing-pusing, cobalah makan daging ayam! Hehehe.
*meskipun ga berlaku untuk yang vegetarian… :p

Saturday, August 14, 2010

Menarilah!



Aku terjaga dalam lelapku,
Karena hidup memanggilku,
Aku membelainya bagaikan angin yang bertiup
dari kipas anginku yang berdebu
halus – semakin lembut,
dan terbalaskan dengan detakan dan hujaman yang hebat.
Aku tersenyum,
Aku tau dia selalu ada.. Aku tau dia mendengarku
Dia bersenda gurau denganku bagai
Rintik hujan yang riuh bercanda dengan sungai.
Walaupun semakin berat,
Aku harus tetap bersemangat.
Bersemangat untuk hidupmu, anakku..
Menarilah dalam rahimku,
Sampai bertemu sebentar lagi….

Monday, July 26, 2010

Gendut VS Seksi



Saya merasa gendut!
Terang aja gendut, berat badan selama kehamilan ini mengalami peningkatan yang signifikan. Baru (hampir) 6 bulan saja.. berat badan saya udah bertambah sebanyak 8 kilo… huks huks.
Orang-orang di sekitar saya, yang ketemu saya setiap hari, tentu aja engga begitu “ngeh” akan perubahan ini. Apalagi suami saya yang toleransi, ikut-ikutan gendut.. (apaaa cobaa…?) Jadi benar-benar mengimbangi saya, dan menurut saya sih… saya tidak terlihat terlalu gendut.. *pembelaan.. hohoho.
Tetapi.. saat bertemu teman-teman lama yang sudah ga ketemuan semenjak saya nikah.. komentarnya langsung.. “Yak ampun Gek.. kenapa bisa segendut ini.. tidakss….!” Mereka yang heboh sendiri, sedangkan saya bengong sambil meratapi keheranan mereka. *dalam hati manyun juga sih…
Baju-baju saya yang numpuk-numpuk di lemari pun, harus rela saya kardusin, karena sebagian besar baju itu adalah.. baju-baju kaos anak remaja yang penuh gambar dan agak ketat, celana jeans, celana pendek – sampai celana pendek sekali.. Semua baju-baju kantor, seperti kemeja, celana panjang, bahkan rok pun, harus bersedia saya ungsikan ke dalam satu kardus karena sudah tidak muat lagiiiiii…
Pengeluaran karena kegendutan ini pun, kian meluber setiap bulan. Dari bulan-bulan awal saya sudah beli baju-baju besar yang bukan ukuran saya.. eh, baju-baju itupun tidak semua yang bisa saya pakai sekarang.. jadinya, setiap ada big sale atau ada baju gedean dikit aja.. saya pasti pengen beli.. huks huks.
Namun kegendutan ini dapat kompensasi juga loh… Karena sebagian besar teman saya malah bilang saya seksi sekaliii… *dilihat dari Patung Liberty di New York kale..?
Ini serius. (!!!!)
Kebanyakan yang bilang adalah karyawan laki-laki seantero kantor saya, malah ada salah satu staff pria yang sudah beristri dan beranak pula.. terang-terangan bilang ke saya..
“Dulu saya engga pernah percaya kalau wanita hamil itu seksi, tapi pas ngeliat kamu kok… ternyata benar ya.. seksi sekali..” *gedubrak – pryang.. – duarrrrrrrrrrrr… (jatoh ke ge-er an)
Dari cleaner, teacher, manager, sampai teman-teman wanita saya pada iri melihat badan saya yang sekarang, mereka jadi ikut-ikutan bilang, “Kamu tidak pernah se-seksi ini sebelum hamil…” aihhhhhh..
Perasaan waktu dulu teman-teman wanita saya yang sudah hamil tidak pernah dipuja-puji seperti saya deh.. *curiga mode : on. Tapi, sejauh ini saya terima-terima aja pujian-pujian itu, karena saya engga pernah dimintain duit kok.. hohohoho.
Usut punya usut, sesuai dengan ensiklopedia kehamilan yang saya baca, memang pada trimester ke dua (kehamilan bulan ke 4 sampai ke 6)  hormon-hormon Ibu hamil sudah sangat seimbang. Jadi akan terlihat efek, kulit menjadi bersih dan bercahaya.. *cermin kaleee… dan rambut juga menjadi halus dan mudah diatur! Hmmm asyik juga ya jadi bumil.
So, kesimpulan saya, bagi kalian yang “ngerasa” gendut, jangan rendah diri dulu deh… karena, perbedaan antara gendut dan seksi itu cuma segaris, percaya deh! ;)

Tuesday, July 20, 2010

TT


“Apaan tuh TT”
Itu pertanyaan yang saya lontarkan pada Paman saya yang tiba-tiba nanya,
“Gek, kamu udah Vaksin TT??”
Perasaan seumur hidup saya, ga pernah denger wanita hamil di vaksin! Lagian takutnya kan berbahaya atau punya efek samping buat si baby. Tapi karena paman saya ngotot, makanya waktu periksa terakhir di dokter kandungan, saya tanya deh dokter saya.
Si dokter kandungan bilang….
“Oh Vaksin TT… ga perlu lah Bu..”
“kenapa, Dok??” serang saya.. (kek perang aja.)
“Lo.. ceritanya Vaksin TT itu adalah untuk Ibu Hamil yang merencanakan persalinannya di puskesmas, di tempat-tempat terpencil yang tidak terjamin keseterilisasian (belepotan deh nulisnyaa….) alat-alat kedokteran yang dipakai…”
Saya manggut-manggut, sedangkan dokternya masih nyerocos.
“Kalo di sini.. (Denpasar) kan jarang ada kasus seperti itu.. apalagi Ibu akan melahirkan di RS besar yang terjamin kebersihan dan kesterilan alat-alatnya.. Jadi saya rasa, Vaksin TT itu ga perlu, Bu…”
Begitulah akhir konsultasi saya dengan dokter yang menimbulkan tanda tanya yang super duper besar pada otak saya… “What should I do now???”
Solusinya.. saya bertanya pada semua teman yang sudah pernah hamil dan melahirkan… jawabannya pun bervariasi.. 50 : 50 ! (kayak game show ajah…)
50 persen di vaksin, 50 persen tidak di vaksin… sisanya mereka bilang..  L.U.P.A.. (perasaan tadi fifty- fifty yah…. Hehehe)
Saking bingungnya.. saya memutuskan untuk menyambangi Eyang Kakung Gugel, eh, baru deh legaaa sekali rasanya…
Btw, btw, keasikan nyerocos.. TT itu apaan yak?
TT kepanjangan dari Tetanus Tyroid. Vaksin ini merupakan vaksin yang diberikan kepada calon pengantin, atau Ibu Hamil.
Kenapa?
Karena Ibu Hamil akan mengalami proses persalinan.. proses ini tentulah memakai alat-alat kedokteran, entah itu jarum suntik, pisau operasi, dll dsb.. Takutnya, ada salah satu alat yang (bisa aja) karatan, dannnnnnn virus Tetanus itu, bahaya sekali untuk Ibu maupun si bayi.. bisa menyebabkan kematian.. duh serem!
Makanya.. meskipun, se-steril apapun peralatan dokternya… we never know kapan bacteri itu akan bersarang. Jadi kesimpulannya… Vaksin TT itu mutlak diperlukannnnn..!
Berangkat dari keterangan itu, akhirnya saya berburu informasi tentang harga vaksin. Kata eyang gugel sih.. kalo di RS atau Puskesmas, gratis.tis.tis!
Ternyata eh.. ternyata, saya salah! Saya sempat mampir ke RS milik pemerintah di kota Denpasar, dan dengan suksesnya mata saya melotot waktu si perawat bilang harganya.. 300 ribu rupiah.. aih.. dibeliin pisang goreng dapat berapa biji tuhhh??
Saya curhat sama teman saya yang dulu di vaksin TT, atas saran dia, saya akhirnya memutuskan untuk nyari di Puskesmas. Mana saya diancam lagi oleh teman saya, kalo puskesmas itu, maksimal buka sampe jam satu siang.. Alamakkk… Kapan saya jadi vaksin niiicchhh??? *freak out.
Eh.. tapi, memang gosip itu digosok makin sip, ternyata ada Puskesmas baru dekat rumah saya yang buka 24 jam! Saya mampirin minggu lalu jam 5 sore, sepulang saya kerja, dan ternyata masih ada Bidan dan perawat juga, lho!
Saya hanya membayar administrasi sebesar goceng, a.k.a 5 ribu rupiah, dan langsung mendapatkan Vaksin TT, sore itu juga! Ck,ck,ck… Puskesmas.. I Loph you FULL…!
Sakit??
Engga terasa apa-apa sih, seperti digigit semut, lagian cuman 0,5 cc… qiiqiqiiqiq.. Kakak sepupu saya sempat lebay banget, bilang kalo Vaksin itu sakit, dan setelahnya bisa demam 3 hari..
Well.. syukurnya saya ga pa pa sih,, sehat-sehat aja! Cuman, setelah vaksin, pada bekas suntikan musti dikompres air hangat ya..biar tidak bengkak, dan pasti ada efek pegalnya, tetapi tidak mengganggu, kok! Dan, vaksin ini dua tahap. Bulan depan saya vaksin TT yang ke-dua, setelah ini, beres deh. Karena Vaksin ini harus sudah diberikan, minimal 2 bulan sebelum persalinan, gitchu..
Vaksin Tetanus Tyroid ini, berlaku untuk sepuluh tahun, lho! Jadi seandainya, saya (nanti) hamil anak ke dua, dalam rentan waktu 5 tahun, atau kurang dari sepuluh tahun, vaksin ini tidak diperlukan lagi.
Nahhh.., sekian curhat bumil, semoga infonya bermanfaat untuk semuanya, ya!

Saturday, June 12, 2010

Whatever!


“ Reseh amat sih?” Itu ekspresi spontan saya ketika teman saya dengan sengaja menghampiri meja saya dengan satu kalimat gossip terpanas di kantor.
“Makanya gue juga heran, tau?!” Jelas teman saya sambil manyun dan muka di tekuk se lecek-leceknya.
Asal usul gosip terpanas ini adalah gara-gara pakaian teman saya pagi itu. Teman saya yang keturunan Cina itu memang termasuk sangat modis dalam berpakaian. Disamping modis, dia juga berbodi kutilang, jadi pakaian apapun yang melekat di tubuhnya bisa saya cap SEKSI.
Mungkin naas aja, hari itu dia memakai legging. Sialnya lagi dia bekerja langsung di bawah “big bos”.
Kenapa musti tanda kutip?
Karena big bos ini special, dia interlokal a.k.a. bule, punya anak satu – tanpa istri, dan pernah dikabarkan berpacaran dengan teman dekat kami sendiri.. so… (well, bumil….! Stop gossiping!)
Si big bos ini nyamperin teman saya I’m not sure we have policy about legging.Yang disambut oleh muka tomat teman saya pagi itu.
“What’s wrong with legging?” Tanya teman saya dengan berani.
Well, it’s too sexy for the students.” Ujar si big bos dengan kaca mata yang di fokuskan pada bagian bawah legging teman saya yang menunjukkan kaki jenjangnya yang buat semua liur pria bergejolak.
“My students didn’t say anything about that!” Protes teman saya ga terima.
Dengan memperbaiki kaca mata dan menelan liurnya, si big bos hanya melenggang kangkung.
Well, I’ll make sure that there will be no legging in the future..”
Saya kena getahnya deh… swear saya bete banget dengerin cerita teman saya pagi ini. Terang aja dia serius banget cerita sama saya.. karena hari itu kebetulan juga saya pakai legging!!!
And.. hello??
Kami tau kok cara berpakaian yang pantas, Sir! Kami hanya memakai legging yang tebal dan tidak transparan, lagipula kami juga menyesuaikannya dengan pakaian kami.
Kalau kami jadi seksi, jangan salahkan bunda mengandung, donk!!!
Apalagi untuk bumil… legging itu sangat membantu. Karena celana-celana panjang udah ga muat. Pinggang rok yang biasa saya pakai juga ga muat, demi kenyamanan saya dan bayi, legging adalah busana yang paling nyaman…
Kalau legging dilarang, memangnya bos saya itu mau nambah gaji saya buat beli busana baru – yang harganya tidak murah – dan belinya tidak satu pasang saja???
Argghhhhh… I HATE THIS RULES!
Karena nafsu setitik, rusak legging sebelanga.. (maksain banget sih peribahasanya? – biarin deh.. dari pada stress…. >.< )
Belum lagi waktu saya pulang, tiba-tiba aja seorang teman saya yang biasanya ga pedulian kalo saya ada, langsung nyeletuk..
Eh, katanya udah ga boleh lagi pake legging lho!” Sok imut dan tampang penjilat banget.. langsung aja saya balik badan dan menanggapi dengan super duper judes.. (ihhhhhh.. bumil ga boleh judes!!!!)
WHATEVER!

Thursday, June 10, 2010

Diet!



Bermula dari konsultasi dokter yang rutinitasnya ga boleh kurang, suami dan saya terkaget-kaget waktu dokter bilang, “Wah, ga kerasa ya Bu.. bayinya sudah 5 bulan, sehat sekali!”
Saya melongo, suami saya bengong. Wah, emang bisa korupsi juga tuh, umur si baby dalam perut?? Saya langsung protes, “Dok.. dok.. bukannya baru 3 bulanan? Dokter ini bikin kaget ajah kalo bilang 5 bulan, dapet dari mana lagi 2 bulan, dok?” ujar saya, sementara si Dokter masih nerawang-nerawang perut seksi saya dengan the most famous tool for bumil… a.k.a USG.. hehehe.
“Ah masak, Bu??” Ala pakar telematika secanggih Roy Suryo, si dokter mulai mengukur diameter kepala junior saya via USG itu, (gilee… dokternya canggih bener…) “Menurut ukurannya sih, ini sudah ukuran bayi 5 bulan lo Bu.. It’s a big and healthy baby.” Saya senyum-senyum aja, ya sutralah.. Saya ga banyak bicara- di depan meja konsultasi, saya cuma meletakkan rekam medis si dokter, dan beliau sendiri manggut-manggut, bengong, dan surprised gitu..
Akhirnya dia bilang, “Iya ya.. baru 3 bulanan ya Bu.. tapi perkembangan bayi ibu, bagus sekali.”
Saya tersenyum, “Syukurlah, Dok. “
Sepulang dari dokter, suami saya mulai narsis, “Jelas aja sehat, minum susunya 2 kali sehari, minum vitamin ga pernah absen, makan lancar-selancar-lancarnya, ah.. anak yang manis.”
Terang aja sih, dia boleh bangga. Karena petugas susunya itu, emang dia. Hehehe. Ga pernah tuh, saya buat susu sendiri, sampai makan kadang suami yang masakin, jadi tuan putri.. (Semoga seterusnya.. hahhaa)
Balik ke topik diet, macam mana pula saya disuruh diet oleh kakak ipar saya yang gantian shocked ngeliat perut saya.
“Waduh Gek…. Ini mah perut orang 6 bulan lo! Apalagi nanti kalo udah 9 bulan, Gek.. diet donk.”
Hah? Ga salah tuh?
Perasaan di kantor, teman-teman saya malah bilang, ga kelihatan, apalagi murid-murid saya memandangi saya seperti orang yang ga makan 2 minggu gitu dengan ekspresi, “You are so thin!”
“Puasa minum es, deh!” Ujar kakak ipar saya dengan sinar mata yang berapi-api, syukur saya duduk jauh-jauh sebelum gosong… hihhhh…
Dengan kacamata invisible di atas hidung saya mulailah saya berkotbah, “Minum es itu, tidak menyebabkan bayi besar, Mbok. Itu hanya mitos, yang menyebabkan bayi besar adalah GULA. Misalnya minum es teh – nah kan manis tuh? Apalagi minuman-minuman ringan yang kadar gulanya tinggi.. itu penyebab utamanya! Bukan es batu..” Tutup kotbah saya sambil mengasihani si Es Batu yang jadi kambing hitam.. ck ck ck.. padahal warnanya pun melenceng jauh dari hitam.
“Ohhhh.. gitu” ujar kakak ipar saya manggut-manggut.
Tiba-tiba, suami saya nyeletuk, “Eh.. Gek itu kan hobinya makan es krim??!”
Arghhhhhhhhhhhhhhhh.. (*ketok palu plus hara kiri)
Disambut dengan ketawa kakak ipar saya – merasa jadi pemenang di atas kincir angin. Hiks!
“Nah loh. Mo bilang apa lagi Gek? Es krim itu zat gulanya banyak lo! Kurangin deh, kalo mau melahirkan normal.” Ujarnya dengan senyum yang penuh perhatian.
Saya cuma mengangguk pasrah.
Hih……… puasa es krim cone vanilla yang harganya di bawah 5 ribu itu, serasa diwajibkan puasa 3 bulan penuh tanpa makan dan minum.. (LEBAYYYYY…..!)
Tapi, demi si juniorku sayang, manis, dan baik.. apa sih yang enggak buat kamu, my baby?
Ibu loves you, Mwah.