Saturday, January 23, 2010

Undangan HITAM



Dalam sekali lihat saja, kau pasti akan jatuh cinta pada gadis itu. Rambutnya hitam panjang dan tebal, bibirnya merah delima – hanya dipulas lipgloss tipis. Matanya besar dan bersinar, menandakan semangat hidup yang tak pernah padam, kulitnya bersih, dan lesung pipitnya itu bertengger dengan manis di kedua pipinya. Nama gadis itu, Anggreni, seorang gadis Bali yang mencuri hatiku dari awal pertemuan.. dan dengan bangga aku akan perkenalkan diriku, Budiana, calon suaminya.
Banyak lho perjuanganku untuk mendapatkan cintanya. Dia memang tidak meminta aku membawa mobilku untuk menjemputnya, atau membelikannya baju, layaknya wanita-wanita yang biasa kupacari dulu. Dia pun terkadang marah kalau aku bayari makan malamnya. Namun, untungnya dia mengerti, seorang sikap pria jantan haruslah bisa membuat wanitanya nyaman dan selalu terlindungi.
Pintanya yang sungguh susah untukku adalah untuk meninggalkan Djarum Black Menthol kesukaanku. Biasanya aku bisa menghabiskan dua bungkus rokok Djarum Black setiap hari. Entah itu, Djarum Black Menthol, atau Djarum Black Slimz, hembusan asap tembakau itu begitu menusuk di otak, membuatku tenang. Namun, candu cinta gadis itu, mampu mengalahkan segalanya.
Iya.
Aku berhenti merokok, demi seorang Anggreni, gadis belahan jiwaku itu. Walaupun, terkadang, aku masih mencuri-curi untuk merokok, satu-dua batang. Syukurnya dia mampu menerima saat aku jujur mengatakan hal itu padanya. Dia berpendidikan sarjana, tentu ia tahu, berhenti merokok harus perlahan dan perlu proses.
Belum selesai menyanggupi permintaan ini, ada lagi permintaanya yang mampu mengubah seluruh duniaku. Dia minta aku untuk selalu tepat waktu. Ah! Permintaan yang tidak masuk akal.
“Tidak masuk akal? Itu permintaan yang paling mudah Budiana.” Ujarnya sambil mengelus tanganku lembut. Duh, kulitnya yang lembut menyentuhku itu, membuat lidahku kelu untuk berkata tidak.
Aku memandangnya lurus ke dalam bola mata coklat kehitaman itu. Masih bersinar seperti aku melihatnya dua tahun yang lalu, dan aku mulai berkata,
“Anggreni, beri aku waktu dulu,ya.”
Dia hanya mengerlingkan matanya manja, memintaku memberi penjelasan.
“Sayang,..” ucapku sambil menariknya ke pelukanku. 
“Kau tahu sendiri, rumahmu di Kuta, mana mungkin aku bisa tepat waktu?”
“Aku harus berpacu dengan turis-turis itu yang membawa papan selancar, harus berjuang dengan mobil-mobil taksi yang selalu membunyikan bel yang memekakkan telinga, harus ….” Bibirku berhenti mengeluarkan kata-kata keluhan, karena bibir merah delima kekasihku itu begitu lembut mengecupku.
“Hei.. “ ucapku sambil menggengam tangannya sebelum ia beranjak dari pelukanku. Gadis itu terdiam, masih membuat athmosphere di sekitarku penuh dengan wangi rambutnya.
“Menikahlah denganku, cinta..” ujarku sambil berlutut mengecup jemari tangannya lembut. Gadis itu terbelalak dengan mata cantiknya itu. Dia tidak berkata apa-apa, hanya menarik tanganku untuk memelukanya. Pelukan erat kami di pinggir pantai Kuta malam itu seakan menghentikan poros bumi yang senantiasa berputar.
***
Anggreni berulang  kali melihat jam tangannya. Siang itu, seharusnya calon suaminya sudah menjemputnya untuk membayar undangan pernikahan mereka yang sudah rampung. Di dalam gelisah ia sempat mengingat percakapan antara dia, Budiana, dan pembuat undangan tersebut.
“Maaf Mbak, tidak ada undangan yang berwarna putih. Kami kehabisan bahan. Bulan ini terlalu banyak yang menikah.. “
Gadis itu menghela nafas kecewa dan melirik ke arah Budiana.
“Kalau begitu, warna apa saja yang ada Mas?” kata Budiana, mencoba tenang, walau ia bisa merasakan aura kekecewaan Anggreni.
“Ada yang coklat muda dan yang hitam saja, Mas.” Ujarnya.
Anggreni tidak mau berkata lagi, karena kedua warna itu malah tidak mencerminkan sinar matanya, yang hari itu, kulihat meredup untuk kali pertama.
Kami pun sepakat memilih warna hitam, karena akan terlihat lebih elegan daripada warna coklat muda. Walaupun, Anggreni terlihat sedih karenanya, dia berkata,
“Semoga undangan hitam ini, tidak mencerminkan pernikahan kita nanti ya…”
Aku menggenggam jemarinya lembut, “tidak akan, sayang.”
Kami memang mencetak undangan yang cukup banyak, karena keluarga kami pun sangat besar. Ayahku sendiri bersaudara 12, sedangkan Ayah Anggreni bersaudara 7. Belum lagi dari pihak ibu kami, dan teman-teman kami.
Anggreni mempercayakanku untuk menarik uang undangan itu, di Bank tempat kami menabung. Agar tepat waktu, aku memutuskan untuk menarik uang via ATM saja.
Namun siang itu, aku melongo melihat saldo uang kami yang hanya bersisa puluhan ribu, dari angka puluhan juta, tabungan untuk pernikahan kami. Aku menendang mesin ATM itu berulang kali, memasukkan kartu ku berulang kali, namun tidak ada perubahan pada saldo kami.
Aku seolah tak punya nyawa untuk menemui calon istriku itu. Aku terdiam di depan pintu ATM, melihat beberapa nasabah yang wajahnya berubah pucat pasi melihat uangnya raib.
Walaupun aku akhirnya, menemui Anggreni dengan tangan hampa. Dalam kegelisahan matanya, aku tahu masih ada cinta untukku saat kujelaskan duduk persoalannya.
“Budi, aku kan sudah bilang, untuk selalu memasukkan ulang kartu ATM mu, dan menekan pin yang berbeda. Agar data-datamu sebelumnya terhapus..“ ujarnya dengan suara tertahan.
“Aku sudah ingatkan kamu, untuk selalu memperhatikan skimmer ATM di mana pun kamu menarik ATM, sayang!”  Aku tak sanggup menatapnya. Ia memang sudah selalu memperingatkanku akan hal itu, namun aku tak pernah percaya.
“Aku sering bilang, jangan menarik ATM di tempat sepi, pilih yang ada di dalam Bank, sehingga ada securitynya, berapa kali aku harus katakan agar kamu percaya?” hardiknya.
Itu kali pertama gadis itu marah kepadaku. Aku sadar sepenuhnya itu kesalahanku dan para hacker yang tidak bermoral dan yang tidak berhati nurani itu, telah membuat calon istriku menangis.
Aku mengamit jemarinya, mengajaknya untuk menyelesaikan permasalahan ini ke kantor polisi dan ke Bank tempat kami menabung.
Biarlah hanya undangan kami yang berwarna hitam, jangan sampai hitam itu menodai cinta kami yang ingin bersatu.
_________
Para Black Community pengguna ATM yang ada di Bali, atau di seluruh Indonesia, tetap waspada dan berhati-hati ya..

-Gek-


38 comments:

Unknown said...

he he he..cerpen yg menarik yg berisi peringatan juga ya. kasihan banget is Anggreni dan calon misuanya.

Fais Wahid said...

cerpen'y menarik ni aku ijin print ya..
abis aku punya tugas d suruh cari_in cerpen..

mocca_chi said...

iye katanya daerah Kuta atm bca smeuanya kena. mengerikannnn

Arum Suryaningtyas said...

Hmm..penyesalan memank slalu datang diakhir...

Cerpenya baguzz... ^.^

Wuri SweetY said...

lama ga berkunjung ke rumah gadis bali ini...pa kabar gek???
duh jadi takut duitku jg dibobol...wahhhh ATM skrg jg ada tuyulnya. Canggih jg tuyul jaman sekarang.

NOOR'S said...

Apa yang dirasakan Budiana dan Anggreni saat ini juga dirasakan ribuan nasabah bank lainnya, salut buat cerpennya .....

Ivan Kavalera said...

Salut. Cerpennya luar biasa. Kemana saja selaam ini, malaikatku yang bersayap putih? Selamat berakhir pekan ya.

Ali Masadi said...

wow... hebat... ceritanya bagus.. teknik penulisan dengan menyertakan keywordnya top.. salut.. wah kayaknya saya musti belajar banyak dari kamu nih... muantab...

zainal mohd jais said...

Salam ziarah,

Anda sangat berbakat.
Semoga terus sukses.

Elsa said...

bukan Gek kan yang korban pembobolan Bank itu??
bukan Gek kan???

aduuuuh... turut bersedih deh

Sari said...

Met Wiken :P
Untungnya aku ga punya duit banyak, aman dah :D

sibaho way said...

ATM BCA ku juga barusan dibobol, duit yang tidak seberapa ludes sudah. Istriku memang satu2nya carder yang suka membobol ATM BCA-ku :))

Lina said...

wah, ini terkait dengan pembobolan bank itu ya. kreatif Gek. nyambungin ceritanya. top banget dah

Ellious Grinsant said...

cerpen yang cukup ampuh untuk memberi peringatakan akan bahaya yang sekarang mengincar ATM2 yang ada...

bandit™perantau said...

untuk urusan uang, wanita memang lebih di pecaya ya... heheheheh

Seti@wan Dirgant@Ra said...

mantap banget...
Kejelian seorang penulis dalam menangkap sebuah cerita yang lagi hangat membuat kisah ini sangat menarik.

jhoni said...

ATM saya kemarin juga dibobol gek!!!!!.....huhuhuhuhuhu.......saya benci diskon di matahari dept store

Kang Sugeng said...

cerpennya bagus bngt Gek, sayang lagi gak bisa konsen ni bacanya

Blogger Admin said...

Hai gek.......aduh aq dari hape nih jadi ga bisa lama-lama nyimak.......met malem minggu aja yah.....

Syifa Ahira said...

kasihan ya mereka, tapi nikahan mereka ga gagal kan? kan masih ada rekening lain :P

gek, aku ada award buat kamu.. dijemput ya.

albertus goentoer tjahjadi said...

ckckckckc... heran... kok manusia bisa berbuat setega itu ya????...

albertus goentoer tjahjadi said...

kelupaan mbak... ada award di rumahku untuk mbak...

gaelby said...

jngan2 salah satu dari kita jadi hacker/cardernya :d Smoga nggak lah... klo pernah jadi hacker pembobol ATM, mudah2an bsa langsung tobat :))

Nice cerpen Gek. Good luck honey !

ocheholic said...

smg kita ga menjadi salah satu korbannya,,
lagi rame yah,,pembobolan atm,,

Ninda Rahadi said...

aduh... tapi jadi menikah kan? semoga tetep bahagia pada lanjutannya

Desi Eria R. said...

Huaaa emang yaa sekarang lagi marak tuh pembobolan ATM aneh.

Unik juga nih, anjurannya dibikin cerpen hihi, gek emang kreatif :)

Munir ardi said...

Xd dan gembira habis udah tua gini blm pernah punya ATM

Clara Canceriana said...

ehehehe, jangan sampe ATMku kebobolan deh

Ninneta - MissPlum said...

wah itu permintaan yang berat tuh buat seorang laki2... heheheheh....

oh iya... kamu nggak jadi korban juga kan gek... hacker2 itu kok begitu ya...

aku berdoa semoga hati mereka tergerak, bukannya menguras tabungan kita tapi menambah saldo kita. AMIN

PRof said...

Kasus yang menggemparkan, klo sudah seperti ini siapa yang harus menanggung kerugian, nasabah atau pihak Bank..???

Harus lebih berhati-hati neh....Atau mesti balik ke celengan semar lagi..??? :D

Thariq said...

iya gek...

eh aku juga di bali loh..kamu dmn?

btw aku follow ya sobat...jgn lupa follow balik yah....makasih

Unknown said...

yuhuu..
bekunjung kembali stlh lama gk dtg hhee...

Unknown said...

ngeri ya ttg mslh ini...jd hati2 klo mau ke atm

rid said...

hai, gek.lama nggak mampir
btw ada award buatmu di tempatku. diambil ya..^^

Anggi Zahriyan said...

sekarang lagi marak pembobolan ATM. pheu, harus lebih hati-hati nih.

Cerita Inspirasi said...

hiks.. tragis amat yah ceritanya.. tapi salut banget nih.. bisa nyambung jarum black ama ATM he..he.. salut euy..

SeNjA said...

cerpen yg manis dengan pesan yg bagus sekali gek ^^

benar,ternyata waspada itu lebih baik ya.

* apa kabar sahabat?
semoga kau selalu sehat dengan balimu yg indah ^^

Sohra Rusdi said...

semoga bali aman lembali