Mungkin ada banyak pertanyaan
tentang perbedaan TOEFL dan juga IELTS. Pernah ikutan tes gaggg…??
Oke, saya bahas mulai dari yang
terdengar sangat akrab di telinga kita..
TOEFL (Test Of English as Foreign
Language) Test ini kebanyakan menguji tentang tata bahasa dan kosa kata kita
dalam berbahasa Inggris. Waktu tes singkat, karena hanya meliputi tes
mendengarkan dan tes membaca saja. Mungkin hanya dua jam, saya lupa-lupa ingat,
karena hanya ini yang ada di ingatan saya, waktu ambil test TOEFL , sekitar 9 tahun
yang lalu deh. Waktu saya masih cupu, dan baru belajar bahasa inggris. Skor
saya pun ga tembus, tuh 500. Cuman 495, hahaha.. nanggung bangetzzz.. Nilai
tertinggi TOEFL adalah 600. Cara untuk lulus ujian ini, gampang banget.
Pelajari aja contoh-contoh soal TOEFL yang dijual bebas di toko buku, belajar,
latihan, lulus dehhhh! Dijamin!
Sedangkan tes IELTS
(International English Language Testing System) dari namanya aja udah lebih
serem kannn…?? :D adalah tes yang menguji tentang KEMAMPUAN kita berbahasa Inggris.
Ada 4 tahap ujian IELTS, yaitu, Listening,
Reading, Writing, dan Speaking. Ujiannya ada dua jenis pula, yaitu..
General dan Academic. Kalau tujuan buat kerja ke luar negeri, ambil yang
general, tapi kalo yang berhubungan dengan pendidikan, sebaiknya sih.. ambil
yang akademik..
Menurut pendapat saya, tes IELTS
ini, benar-benar tes tingkat internasional. Bayangin aja, untuk daftar tes nya
aja, kita perlu foto terakhir (maksimal 6 bulan sebelumnya.) biayanya juga
mahal, bo! Pake dollarrr… US 195. Hampir 2 juta. Udah gitu, sebelum tes, saya
difoto dulu, plus scan sidik jari, berkali-kali.. (Kalo ga salah 3 kali). Ini
dilakukan untuk menghindari adanya joki.
Singkat cerita, tesnya nieh.. tes
listening, 40 soal. (More or less 45
minutes). Itu pun, recordingnya hanya sekali putar aja. Kalo lewat.. ya udah,
bubye aja.. dan ngarang2 jawaban.. hihhi. Orang galau, jelas tidak cocok ikut
tes ini, sedetik melamun, bubar jalannnn semuanya!!
Setelah listening lanjut test reading…
ada 3 buah bacaan, dan waktu menjawab hanya satu jam. Setelah otak capek
membaca, dilanjutkan test writing. Ini tes maha susah tingkat dunia akherat..
(lebay.. gek lebayyy!!) untuk seantero siswa Indonesia. Karena siswa diharuskan
menulis 2 buah tulisan. Task one 150
words. Task two, 250 words.
Sumpahh… jari-jari saya gemetaran saat mengejar-ngejar waktu untuk memenuhi requirement writing test ini.
Dijamin, setelah 3 test ini,
kepala Anda akan terasa pusing. Karena otak telah dipaksa bekerja terlalu
kerass. :D Masih belum selesai perjuangan, masih ada test speaking. Test ini, yang menguji adalah Native Speaker yang berlisensi IELTS, bukan sembarang bule yang
dicomot di pantai Kuta yak! Test nya sih, Cuma 15 menit.. yang menyeramkan
adalah eksperi bulenya yang flat abis. Suara kita direcord, lalu, ada topik2 yang harus Tanya jawab + monolog.. Oh ya,
lupa.. sebelum test speaking, fingerprint
scan duyuuu…
Hasil test akan keluar 10 hari
sesudah tes. Kok lama? Iya, soalnya tes2 Anda, akan diperiksa oleh tiga atau
empat examiner yang membuktikan
keakuratan jawaban Anda.. (tambah seram kan…?) Range nilai IELTS tertinggi
adalah 9 (Nilai Native Speaker), bahkan native speaker pun mengaku, mungkin
takkan bisa mencapai nilai itu.. itu nilai Tuhan, mereka bilang…
Karenanya..
persyaratan masuk UNI luar negeri pun, ga setinggi itu. Minimal 5.5 untuk
jurusan non education. Untuk Education? Standard 6.5. Maka saat hasil tes saya
keluar, saya harus berbesar hati, karena tidak memenuhi target “8” saya. Saya
hanya mendapat nilai 7. Disyukuri dulu. Thanks God.*sambil nari-nari, walaupun
kurang iklas, karena tidak memenuhi target!!!!*sigh!
Dan.. pada suatu hari, saya dapat
telefon dari teman saya yang ngotot pengen ikut IELTS, untuk coba-coba cari
beasiswa. Dia maksa saya untuk mengatakan score saya. Saya bilang, “ah, skor
saya sedikit, Cuma 7, kurang latihan!”
Dia balas.. “Aduh, TUJUH?! JELEK
AMAT…! “
Saya bengong. Lalu saya tersenyum
dan mengatakan di telefon , “Coba kamu test IELTS ya, dan beritahu saya skor
mu. I can’t wait!”