Monday, November 5, 2012

Oedipus Complex



Saya mengenal istilah Oedipus complex, dari komik-komik jepang yang menghiasi hari-hari saya sewaktu sekolah dasar dulu. Saya penggila manga, sebelum ia se-populer Doraemon. Saya tau komik kungfu yang lebih menegangkan dari Naruto, jauh sebelum itu terbit di salah satu stasiun swasta, dan .. to be honest, komik-komik jaman dahulu.. (baca : jaman saya) lebih banyak memberikan saya pengetahuan umum daripada komik-komik jepang sekarang. Maka dari itu, meskipun tempting, saya tidak sudi menghabiskan uang sepeser pun untuk mengoleksi komik-komik jepang jaman sekarang…  *sorry to say…

Namun, saya tidak mengerti mengapa trend “Oedipus Complex” sekarang menyerang para kaum muda.. jadi, kaum para kaum pria cenderung mencintai wanita yang jauh lebih dewasa daripada mereka.  Perbedaan umur setahun sampai beberapa tahun, mungkin tidak masalah.. tetapi kalau sejauh belasan bahkan puluhan tahun, hal itu yang membuat saya tercengang. 

Ini dari sudut pandang saya ya…. Sedari dulu saya diberitahu dan juga “diilmui” sekolah, bahwa haruslah seorang wanita mencari pendamping hidup yang lebih tua, apabila mungkin agak jauh sedikit. Hal ini dikarenakan, wanita cenderung akan lebih cepat tua, karena banyak tugas. Sebagai ibu rumah tangga, wanita karir, mengurus anak, dll dsb. Belum lagi, masa produktif wanita yang bahkan mendekati kata “was-was” setelah diatas 35 tahun. 
From the movie : The Reader..

Lalu, bagaimana nasib para pria yang berkencan atau menikahi wanita yang berumur belasan maupun puluhan tahun diatasnya? Saya mungkin terlalu kurang ajar membahas ini, karena cinta masalah selera.
Bahasa kasarnya… “Laki gue mau kok sama guwe… kok lu yang sewot…! Ngiri ya, ga dapet brondong..?!”

Ga pernah ngiri lah… pacaran sama sebaya saya saja, saya tolak. 

Kesimpulannya : Para ibu-ibu yang punya anak pria… curahkanlah kasih sayang Anda secukupnya, agar anak Anda tidak merasa harus mencari figure seorang ibu (lagi) pada kekasihnya kelak… Ndak mau kan bermantu orang seumuran Anda…? *amit-amitttttt.. knock the wood

#Postingan iseng melihat fenomena brutal di sekitar saya.
Kalau ada yang tersinggung, percayalah, ini hanya tumpahan opini. *peace*

4 comments:

Fajar said...

wkk.wkkw.... dirunut... dari awal..eh.. dua paragraf terakhir...wkk.wkkw..wkk..

serius..dikit..ah.. setuju..bhw..kadang..pria..mencari..pasangan yang lebih..tua..katanya..selama ini figur..ibu..kurang..berada disisi kehidupannya...

Ceritaeka said...

Noted nasihatnya!
Iya itu juga nasihat bapakku tuh untuk cari pasangan yang lebih tua karena perempuan banyak tugasnya :D
Suamiku sih memang lebih tua tapi tampangnya baby face banget >.<

Btw nomer hapemu ganti ya?
Minggu lalu aku SMS ngasih tau aku di Bali tapi gak ada balasan darimu

jhoni said...

jadi inget kisah rapi amat ma yuni sara............!!!

fiiuuhhh akhirnya berkunjung hehehehehe MAAALLLEEEMMMMM GGEEEEKKKKK!!!!!

Unknown said...

masa sih itu gejala odipus? Raffi Ahmad kena odipus dong. hehehe