*Buat Upi..
-----------------
“Pokoknya, aku ga mau kamu pacaran sama dia.”
Gadis manis bertahi lalat di pipi itu mengangguk mantap. Aku menatap matanya dalam-dalam, terlalu kawatir teman terbaikku sedunia akan jatuh cinta pada orang yang salah – akan berbuat sesuatu yang ia sesali di sepanjang hayatnya.
Kenapa aku peduli?
Karena dia adalah teman pertamaku yang bisa mengerti keegoisanku, kenaivanku, dan kesendirianku.
Atau – karena semua detik kehidupanku saat itu, terlahir berbarengan dengan dia. Kelas yang sama, ekstra kurikuler yang sama – terlalu banyak.. hal yang menjalin kebersamaan itu semakin kuat.
Namun, aku juga masih ingat – saat terakhir aku menghubungimu, hanya untuk bertanya tugas sekolah minggu depan, aku mendapat berita yang tak kalah mengejutkan – dari orang yang kita percaya – Ibumu…
“Tolong jangan hubungi Upi lagi Gek, dia sudah gila. Dia sudah kawin lari dengan orang itu, dia sudah.. ah, tolong jangan hubungi dia lagi… tolong jangan….. “
Aku menutup telfon itu dengan amarah yang tak terucapkan.
Dengan dendam yang tak terlukiskan.
“Somebody stabbed me behind my back…”
Beberapa waktu setelah kejadia itu.. berulang kali Upi menelfon, sms, bahkan sampai mendatangi rumah setiap acara penting – bahkan ulang tahunku, dengan bahasan yang sama…
“maafkan aku – maafkan aku Gek.. “
Dan, aku bergeming. Mungkin aku memafkannya, tapi – aku juga sudah melupakannya. Menghapusnya jauh-jauh – meleburnya ke lautan samudra yang terdalam.
-----
“Aku sahabatmu. Aku sudah bercerai dengan suamiku, dan aku merindukanmu.”
Pesan singkat itu ku terima pagi ini di HP ku. Terima kasih yang sudah memberikan nomer HP ku, whoever you are… Entah bahagia atau pura-pura bahagia, aku tak tahu. Namun aku senang, akhirnya kau pulang – untuk menjadi dirimu sendiri.
Mungkin aku ingin bertemu denganmu, atau hanya sebatas formalitas demi mengingat apa yang pernah terjadi diantara kita.
Namun, semua tidak akan bisa kembali seperti dulu.
I try remembering hardly that I’ve had a best friend like you, but it’s just too far
You’ve hurt me too deep.
And the first cut always is the deepest.