Chaos adalah kata lain dari kekacauan, menurut saya, ah.. menurut google translate atau sederet dot com pasti juga sama.
Saya ga tau apakah hal yang saya alami ini adalah the real chaos?
Apakah benar, kekacauan ini terjadi, dan disebabkan oleh saya?
Well…
Bermula dari penggantian dokter kandungan. Tentu saja sebagai pasien, saya berhak memilih dokter yang lebih mendukung proses persalinan secara normal, bukan secara cepat, lugas, dan tanpa pikir panjang seperti yang populer terjadi belakangan ini.
Walaupun dokter kandungan kedua ini harga konsultasinya tiga kali lipat dari dokter kandungan pertama, setidaknya saya tahu, beliau sangat mendukung persalinan normal – yang memang, the best method for delivering baby in the world..
Saking percaya nya dengan dokter kandungan kedua, saya pun nurut-nurut aja waktu diberitahu kalau hari perkiraan lahir (HPL) junior saya tanggal 6 November, yang notabene, 2 minggu lebih awal dari HPL dokter kandungan pertama saya.. yaitu tanggal 20 November.
Hal ini berpengaruh besar pada saya. Khususnya dalam pengambilan cuti di tempat kerja. Akhirnya, saya resmi cuti dari tanggal 28 Oktober lalu, padahal rencana pertama, saya mau ambil cuti dari tanggal 15 November..
Dengan penuh semangat, saya beritahukan semua teman, keluarga, dan bos, bayi saya akan lahir tanggal 7 November 2010. Saya pun, berbicara setiap malam sambil ngelus2 perut gede saya..
“Dik.. lahir tanggal 7 November ya…”
The reality………
Pemeriksaan terakhir tanggal 2 November, si dokter bilang, “Saya kira saya balik ke tanggal perkiraan semula, yaitu tanggal 20 November…. “
Saya terdiam. Jujur saya menangis. Karena harapan saya terlanjur membungbung tinggi, harapan seorang ibu yang ingin mendengar tangisan anaknya A.S.A.P.
Saya hanya berpikir, kesabaran saya sedang diuji.
Namun, tentu saja, tidak pada lingkungan di sekitar saya, yang mulai bertanya-tanya, cemas, dan selalu parno. “What happen to my baby…???” “Kok belum nongol-nongol juga??” Dan.. beratus-ratus pertanyaan lainnya yang buat eneg setiap hari… *fiuhhhhhhhhh..
Bayi saya sehat-sehat saja, memang belum waktunya lah dia lahir.. sebentar lagi. Biarkan donk dia menikmati rahim hangat saya dulu, sebelum menghirup udara segar…
Dan…Saya tetap optimis, tetap sabar, tetap berdoa.. dan tetap menanti junior saya.
Sayang, santai saja. Ibu siap kapanpun kamu siap…..
Saya minta doa ya. Biar semuanya lancar, selamat, dan sehat. Thanks guys…! xoxo