(5) Letting YOU go..

To love you is letting you go,

Mr. Giraffe…

*** 

Saya ingat, hari-hari berikutnya semua kelabu.Waktu istirahat atau waktu para guru absen…  Saya  menghabiskan waktu sendiri dengan hanya memandangi tempat duduk kantin dari jendela kelas saya dan membayangkan kami berdua sedang makan dan saling rebutan bakso. 

Bosan melihat pemandangan jendela, saya melihat keluar kelas – ada lapangan upacara, dimana ia selalu menggeser satu tempat, agar saya bisa terlindungi dari sinar matahari terik. 

Biar tidak dilema, saya pergi ke kelas sebelah, eh.. malah melewati tempat parkir dan dia tetap memarkir sepedanya di sebelah sepeda saya. 

Nahhh… (saya menggelengkan kepala saya keras-keras )

Nothing I can do, really. I do really love him, but I have to let him go… 

Waktu pun bergulir tanpa saya sadari dan tiba-tiba saja saya merasa, saya baru berumur 14 tahun. Jalan masih panjang, dan siapa tahu ada lelaki lain yang bisa saya cintai dan balas mencintai saya.. seperti saya mencintai dia. 

“Hei” 

Saya terkejut melihat mata coklat itu, sudah berada di depan hidung saya, di pinggiran jendela – tempat favorit saya melamun. 

“Are you okay?” Tanya nya. 

He does still care.. Saya tidak menjawab – dan tanpa sadar ada buliran air mata yang jatuh dengan tidak sopannya. 

Dia bengong. Spontan meletakkan dua tangan hangatnya itu ke pipi saya. 

“Hei, honey.. I’m here. I’m not going anywhere.. “ 

Saya tersenyum lagi. Menarik nafas dan berhenti menangis. 

“I’m.. Okay.” Jawab saya dengan terbata. 

Dia mulai mengacak rambut saya seperti biasa. 

“Promise me. No tears anymore.” Bisiknya lagi, sambil memegang lembut pipi saya – berusaha menghapus sisa air mata. Saya hanya tersenyum, dan dia membiarkan saya menyelam dalam ke mata coklat hangatnya itu. 

Dan, itu adalah… hari kelulusan kami, saat terakhir kami bersama..

Goodbye Mr. Giraffe. I let you go to love you even more… 

-to be continued-