“Bitwin!” jeritku. Disampingku ada suami beserta anakku yang ditutupi jaket setengah terbuka, karena siang itu memang panas menyengat. Kami sendiri ada di pinggir trotoar jalanan yang ramai, penuh debu dan polusi.
Yang kupanggil hanya terdiam membisu sambil memandangiku. Mungkin aku terlihat aneh? Terlihat berbeda? Atau beruban? Ah belumm.. aku baru “tujuh belas tahun” kok.. hihihi.
“Gek.” “Kamu Gek kan?” ujarnya tergopoh menyalami tanganku. “ini suamimu?”
Aku hanya mengangguk dan menunjuk bayi menggemaskan yang digendong suamiku, “itu anakku.”
Dia bisu lagi, tanpa banyak basa-basi aku bertanya nomor teleponnya dan dengan cepat dia berlalu tanpa menolehku lagi.
“Siapa?” tanya suamiku.
“Itu, Bitwin, teman SMA ku.” Jawabku pendek sambil berjalan cepat mengikuti langkah suamiku.
“teman atau TTM”. Tanya suamiku lagi.
Aku tersenyum, “Ya, gitu deh.. “
Kami pun tertawa bersama sambil menyebrang zebra cross menuju mobil hitam kesayangan kami.
***
Mobil mungil meluncur lagi, kali ini tempat tujuan kami adalah toko perlengkapan bayi yang namanya memang sudah terkenal “Murah”. Sebenarnya tidak begitu murah, hanya saja gampang mencari segala keperluan si adek, ga perlu keluar masuk toko berkali-kali.
Sesampainya di pelataran parkir, mata saya tidak sengaja melihat sosok yang sudah saya kenal seperti saya mengenali tubuh saya sendiri. Saya hanya membisiki suami saya, “Kamu mau ketemu mantanku gak?”
Suami saya hanya memandangi saya dengan pandangan sangat tidak mengerti. Saya hanya menunjuk kea rah angka Sembilan, dan voila! Suami saya tersenyum dan berjalan cepat lagi seperti biasanya.
“Hai” aku melambaikan tangan ke arah orang yang ku sebut mantanku.. aih, aih, lihatlah, dia berjalan bersama karibku – kakak kelasku dulu yang sekarang merupakan istrinya. Jalannya sudah seperti anak sekolahan gitu, seragam.. haha.. kaos putih dan jins, paduan yang serasi.
Sepintas aku ingin berhenti- menunggu mereka dan basa-basi dikit lah.. secara selama ini aku menghindari mereka dengan alasan : sakit hatilah.. malas.. berjuta alasan..
Tetapi tampaknya suamiku cuek sambil lalu menggendong anakku masuk ke toko pertokoan bayi itu.. and guess what? Mereka juga masuk toko yang sama.
Dadaku berdegup kencang. Entah karena senang, karena lama tidak bertemu, entah karena takut suamiku sedikit cemburu.
Tapi toh, mereka pergi berlalu dari toko itu, jauh sebelum aku ketahui.
Suamiku mengolokku.. “Ahem.. yang ketemu mantan…”
“Hahhaah” hanya kutanggapi dengan tertawa.
“Kok dia gendut gitu ya sekarang si mantan?” tanya suamiku.
“Lah kok nanya aku?” jawabku. “Yang penting kan istrinya ramping, seksi, cantik pula..” lanjutku.
“Halah.. masih cantikkan kamu kok!” protes suamiku.
“Eyahhhh.. ga usah ngotot deh, kamu juga jauh lebih baik dari dia kan?” godaku sambil menowel perut gendut suamiku.. (wkkwkwkkwkwk)
***
DI ujung jalan, kami pun tak sengaja berpapasan lagi, suamiku menekan bell mobil dan aku menurunkan sedikit kaca jendela mobilku. Ingin hati melambaikan tangan, tetapi si istri sudah menarik tangan si mantan untuk menyebrang jalan, mereka pun memalingkan wajah dari mobil kami, tanpa senyum.
“Aih……. Dibukain kaca pulaaa..” goda suamiku.
“Iyee… dirimu duluan yang nekan bel mobil, kannn…??”
“Lagian kenapa kamu ga mau berhenti sih, nyapa mereka, basa-basi, pamer si Arjun gitu loh!” celetukku.
“ Halah, ga usah. Anak kok dipamerin. Biarin dehhh…. Eh, tuh istrinya udah hamil?” tanya suamiku.
“Belum.” Jawabku pendek.
“Nah lo!” “Pasti kamu sumpahin deh….” Ujar suamiku.
“Enak aja! Ga gitu juga kaleeeeeeeeeee..” jawabku sambil tertawa.
Iya, permusuhan yang ada dalam hatiku, luber saat itu juga. Aku senang bisa jujur pada hatiku, kalau aku tidak mencintainya lagi, kalau aku tidak berharap kata maafnya lagi, dan kalau aku bisa hidup tanpa rasa dendam..
Indahnya kejujuran kurasakan Sabtu itu.. seandainya semua hari akan jujur seperti itu… hidupku pasti akan selalu lebih indah..
- - Fin -
16 comments:
Indahnya Ketemu Sang Mantan....
kapan yah aku bs ketemu mantanku dulu...???
eh lupa,salam yah bwt Arjun ^_^
hihihi.. mesem-mesem sendiri saia baca-nya mba... saluutt bisa meluberkan permusuhan yang dulu pernah ada.. :)
etapi, sang mantan dan istrinya kok masi tanpa senyum yak? hmm.. :-?
buset dah ketemu TTM eh, ketemu mantan pula. hi hihi..kamu laris amat dulu, Gek..
Hihihi...saya males ketemuan sama mantan
tapi kalo ketemu ngga sengaja gemana ya?
paling menghindar hahahha
kejujuran sebuah kalimat yang sepele tapi berat buat di laksanakan, tapi mang pasti akan merasa lega kalau dah berkata jujur yah walaupunterkadang kejujuran itu menyakitkan, tp itu masih lebih baik ketimbang terus2an berbohong
yak ampun mbaaaak... so sweet amat sieeeeeeh...
iri iri iri iri, wuakakakakakk...
cerpen atau beneran ini ya?hehehee
suaminya pengertian banget ya. hehee
menyimpan dendam emang gak enak kok mbak... dan syukurlah mbak bisa membuangnya jauh-jauh... gimana kabar si adek mbak? sehat? kapan-kapan dikasih liat fotonya dong... yang agak gedean...
Gek,
what a lovely lovely post...
Aku ngerti banget lo perasaan kamu, kaya bete bgt sama seseorg, trus kalo uda ktm lumer aja semua perasaan itu, damai aja rasanya uda ga nyimpan pait lg...
I'm happy for you gek.. :)
kisskiss
dalam 1 hari ketemu 2 orang mantan. dunia emang terasa sempit jadinya. aku juga berharap ketemu mantan yang udah jalan sama istrinya, biar bisa nunjukin kalo aku udah bahagia sekarang
Kalo saya mah sepertinya akan menghindar jika bertemu dengan mantan...
Tapi kalo tidak sengaja bertemu, palingan senyum dikit terus ngabur...
Hahahaha..
maap ya mbak, baru bisa bw nih...
maap ya mbak, baru bisa bw nih...
Banyak makna niih.
Sudah punya baby lucu and suami yg mengagumi mbak Gek begitu ;)
mantan? Kisah lalu yang cukup dikenang saja hehehe
Post a Comment