Terima Kasih!

Pernah dengar tidak kalau ada tiga kata yang biasanya sangat susah untuk diucapkan??

Ada yang tahu?

Kalau belum pernah dengar, saya kasih tau deh, tiga kata ajaib itu…yaitu,

Tolong, maaf, dan terima kasih.

Apa benar susah diucapkan? Mungkin mudah untuk mengucapkan, namun kita jarang mengucapkannya, betul?

Apalagi kata.. terima kasih!

Bagi saya, kata-kata itu, terlalu sering saya ucapkan! Bermula hanya dari kebiasaan kecil saya dan Ibu saya yang selalu bilang “terima kasih” untuk hal sekecil apapun. Misalnya, saya menanyakan kabarnya via sms, diucapkan terima kasih.. saya menelfonnya, “thanks for calling, honey!” biasanya Ibu saya mengucapkan kata itu.

Belum lagi, kalau kami pergi berdua dan melakukan “Girl shopping time..” saya pun tak jemu-jemu bilang, “Thanks Mum!”.

Hal ini merembet pada kehidupan saya, sekecil apapun perbuatan yang orang lakukan buat saya, saya pasti otomatis mengucapkan, “terima kasih..!” itu sudah otomatis, tidak bisa tidak! 

Pernah mantan pacar saya dulu.. a.k.a. suami saya yang sekarang protes tentang hal itu. Pasalnya setiap makan malam, dan saya di traktir, saya selalu bilang, “Sayang, terima kasih untuk makan malamnya hari ini ya….”

Mantan pacar saya itu bilang, “Aduhhh! Resmi amat sih, pake kata terima kasih, aku kan bukan orang lain, aku kan pacarmu, kenapa sih, musti bilang seperti itu?”

Saya yang disemprot sebegitunya, engga bisa berkata banyak. Saya hanya bilang, “Itu kebiasaan saya. Kalau kamu anggap kebiasaan buruk, ini sudah otomatis ga bisa saya ubah. Maaf ya.” Dan.. mantan pacar saya akhirnya terdiam mendengar alasan saya.

Dan saya, tidak pernah berhenti berkata terima kasih untuk semua hal kecil yang dilakukannya. Waktu dia jemput saya di kantor, “terima kasih ya sayang udah dijemput”.  Sampai hal kecil seperti menemani saya antre di bank, “terima kasih ya sayang, sudah meluangkan waktu.”

Akhirnya apa yang terjadi??

Kebiasaan itu menular… (!!) saya hampir tidak percaya waktu mantan pacar saya mengucapkan terima kasih karena saya mentraktirnya makan malam waktu itu. Namun, saya diam saja. Saya mengira.. kebiasaan yang baik ditularkan, tidak berbahaya, toh??

Sampai sekarang, kami menikah, hal-hal kecil itu, tetap berlangsung, malah saya yang hampir setiap hari lupa mengatakan terima kasih pada suami saya.

Saya jadi terenyuh saat suami saya mengucapkan “terima kasih sayang” waktu saya buatkan dia segelas teh, hari ini. Padahal setiap hari, suami saya selalu membuatkan saya dua gelas susu, pagi dan malam hari – dan saya hampir tidak pernah mengucapkan terima kasih… *doh!

Well…., sudah saatnya saya berubah, untuk kembali seperti yang dulu lagi. Menghormati siapapun yang telah berbuat hal sekecil apapun pada saya dengan mengucapkan “terima kasih”.

Mumpung sekarang ada yang ulang tahun, saya ingin berterima kasih untuk kemerdekaan yang telah dipersembahkan Negara kita selama 65 tahun ini.. meskipun banyak hal yang masih perlu diperbaiki.. semoga kemerdekaan ini akan selamanya kita rasakan.

Dirgahayu Indonesia!